Handoko warga Cileduk, Tanggerang, meski tidak tamat SD, supir bus AKAP Ranau Indah jurusan Bekasi-Muaradua, Sumatera Selatan ini berhasil mensukseskan anaknya dengan menjadi supir bus. Sudah 42 tahun dia bekerja di bus, mulai dari bus dalam kota, Metromini hingga sekarang menjadi supir antar kota antar provinsi, ayah dari tiga orang anak ini tidak mau anaknya tidak berpendidikan. Ketiga anaknya berhasil menyelesaikan kuliah S1 berkat jerih payah sang ayah. Kini ketiga anaknya sudah memiliki pekerjaan yang tetap dan sudah berumah tangga.
"memang niat saya menyekolahkan anak saya sampai sukses, Alhamdulillah anak saya nantinya bisa mengangkat derajat orang tuanya"katanya.
Di usia yang sudah berkepala lima ini Handoko(54) terbilang baru 2 bulan menjadi supir PO Ranau Indah jurusan Bekasi - Muaradua, Sumatera Selatan, namun ia adalah supir senior di PO ini, Karena sebelumnya ia pernah keluar dan menjadi supir bus Pariwisata dan kembali lagi bergabung di PO Ranau Indah ini.
"Bapakmu ini( Handoko, Red) dari umur 12 tahun sudah di angkutan, mulai menjadi kondektur duluan dan dari tahun 1979 menjadi supir Metromini, kemudian tahun '90 mulai jadi supir truk ke daerah, Jakarta-Solo, Kemudian '91-'94 mulai bawa bus ke Palembang-Solo, bawa Gumerang jaya dan Padang-Jakarta. '95-awal sampai 2009 saya di Mayasari. 2009 sampai 2013 ikut di PO Ranau Indah, kemudian gara-gara keluarga merasa jauh saya keluar di Ranau, menjadi supir bus Pariwisata carteran di Jakarta karena pulang dekat rumah saya, dan sekarang gabung lagi ke Ranau Indah karena masih dipercaya sama perusahaan.
Dia mengaku, sudah setahun ini, memiliki ternak ayam kampung pedaging di rumah sebanyak 500 ekor dan itu merupakan usaha untuk kegiatan masa tuanya nanti sewaktu sudah tidak sanggup lagi untuk menjadi supir.
"saya sudah mencoba wiraswasta di rumah dengan istri, pelihara ayam kampung, Alhamdulillah berkembanglah, perawatannya gampang dan harganya lumayan mahal dari pada ayam broiler. semoga kedepanya bisa bertambah jadi 1000 ekor, amin." tambahnya.
Handoko terlihat sangat dikenal di terminal, dari pantauan wartawan, banyak orang yang menegur beliau, disela istirahat semua supir dan kernet bus lintas antar pulau ramah terhadap beliau dan selalu tegur sapa dengan beliau.
Sahrul, mantan supir Ranau Indah, menambahkan "ini pakde kami, saya banyak belajar pengalaman dari pakde(Handoko)."
Dia selalu berbagi pengalaman dan menjadi guru terhadap awak bus yang ada di seputaran Stasiun Bekasi Timur terutama awak bus lintas pulau.
Dia mendapat kepercayaan dari perusahaan membawa bus eksekutif , dengan tampilan armada yang lebih mewah dan besar dari pada armada Ranau Indah lainnya yang terlihat kecil dan tampilan yang lama.
Dia bersama dua orang awak bus, satu orang bernama Fredi 22 tahun sebagai kondektur dan Amat 28 tahun sebagai supir ke-2, mereka terlampau jauh lebih muda dari usianya dari pada Handoko.
Pakde Handoko berharap dia tetap di PO bus ini saja karena pulangnya dekat dengan Jakarta, dan penumpangnya selalu ramai. Juga anak-anaknya bisa juga mensukseskan cucu-cucunya kelak.
Perjalanan Bekasi - Muaradua, Sumatera Selatan memakan waktu 18 jam, meski bus tidak dilengkapi toilet, diperjalanan bus akan berhenti di restauran yang sudah bekerjasama dengan PO ini yaitu terletak di pelabuhan Merak RM Ayah Bundo, Bukit Kemuning dan Kalianda dengan jarak tempuh waktu 4 jam sekali istirahat.
Harga tiket eksekutif dari terminal Bekasi Timur ke Muaradua, Sumatera Selatan seharga 230 ribu.
No comments:
Post a Comment