Saun, warga Duren jaya di gang 5, rt 02 rw 03, Bekasi. sebulan harus menyisikan 2.250.000 untuk kredit bajai dan harus mencukupi kehidupan keluarga sehari-hari.
Sudah 10 tahun menjadi penarik bajai, sebelumnya ia bekerja di pabrik di daerang Kerawang, sebelum pabriknya bangkrut dan ia dirumahkan.
saat ditemui wartawan ia mengatakan "sekarang Bekasi ni sepi, kalah sama online, online mobil sih kalahnya.
sebelum ada Grab lumayan lah sih, bisa dapat lima sampai 10 trip, sekarang saya dari pagi sampai siang baru dapat dua trip dua jam nungunya paling cepat, dapatnya 20.000, kadang tidak dapat sama sekali lama-lama mangkal."
Dirasa kurang cukup ia pun bekerja sambilan sebagai pengantar anak sekolah, ada tiga orang anak yang ia harus antar jemput setiap hari yang hasil uangnya untuk biaya anaknya sekolah.
ia pun tetap bersyukur dan berusaha untuk memenuhi kehidupan sehari-hari untuk kedua anak yang masih duduk di bangku Kelas 1 SMK swasta dan kebutuhan makan sehari-sehari di rumah. Anaknya yang nomer satu bekerja serabutan mencuci sepeda motor dan mobil di tempat orang lain.
"sekarang susah, untuk kehidupan masi bingung, abis mau gimana lagi dari pada ngangur" tambah Saun.
Istri Saun juga harus bekerja sebagai tukang setrika pakaian di rumah tetangga untuk memenuhi kehidupan mereka.
Mereka sekeluarga tinggal di Duren Jaya gang 5, dirumah kecil sederhana yang tanahnya didapat dari pemberian orang tua.
Ia berharap untuk terus bisa ramai penumpang bajai dan berharap kepada pemerintah untuk memberi kebijakan yang serius untuk bajai yang semakin sedikit peminatnya.
No comments:
Post a Comment