Sunday, 20 October 2019

Nenek Berhimpitan di KRL Pagi Hari

KRL adalah alat transportasi pilihan utama yang mengutamakan, keselamatan, pelayanan, kenyamanan dan ketepatan waktu serta berwawasan lingkungan.

KRL semakin banyak diminati, rangkayan 12 kereta yg terdiri dari dua kereta yg dikhususkan untuk perempuan serta sepuluh lainnya bercampur antara laki-laki dan perempuan tampaknya kurang pada saat pagi hari.


Dari pantauan, yang ikut mencoba menggunakan kereta pagi dini hari pukul 6.00 (4/10) dari stasiun Bekasi ke Stasiun Jatinegara yang memakan waktu selama selama 22 menit.

Terlihat kereta sebelumnya sudah terlampau penuh, penumpang sudah memadati pintu kereta, tidak ada ruang untuk orang dapat menerobos celah pintu itu, sehingga harus menunggu kereta selanjutnya tiba.

Sambil menunggu kereta selanjutnya, barisan manusia sudah berdiri di peron dan bersiap, mereka berdiri tepat di pintu kereta yang akan tiba, entah apa tandanya, mungkin sudah hapal pintu akan berada di situ.

Selang beberapa menit kereta pun tiba pukul 6.30 dan benar ternyata pintu berhenti tepat di barisan orang-orang yang sedang mengantri itu.

Kereta berhenti, datang dari arah Jakarta Kota dengan keadaan kosong. Sebelum ada pemberitahuan dari operator stasiun untuk mempersilahkan calon penumpang naik, pintu pun terbuka, tumpukan manusia pun pindah dari peron ke dalam gerbong kereta.

Semua rangkaian kereta diserbu, kereta khusus perempuan pun padat. Penumpang di dalam gerbong saling berebut tempat duduk saling dorong untuk memadati ruang kereta, seorang nenek-nenek membawa barang yang banyak di antara kepadatan penumpang KRL, ia meminta duduk dengan mengatakan "orang tua ada tempat duduk gak?," teriaknya kepada penumpang lain, dan langsung seorang perempuan paruh baya mempersilahkan nenek tersebut untuk duduk di kursinya. Nenek itu hendak turun di stasiun Klender.

Terlihat sudah tidak mungkin ada celah lagi orang dapat naik kereta ini. Namun ada teriak seorang ibu dari luar kereta "sama-sama mau kerja ni", penumpang lain yang berada di pintu langsung melonggarkan celah untuk sang ibu masuk ke dalam kereta. Kereta nomor 10 pun penuh.

Operator kereta menginformasikan melalui pengeras suara untuk berhati-hati melewati peron, memberitahu kereta akan berhenti di stasiun selanjutnya, mempertegas bahwa pintu kereta akan ditutup.

Pintu tertutup, kereta melaju kemudian berhenti ke stasiun selanjutnya yaitu Stasiun Kranji, tidak ada satu orang pun turun dan dapat naik di kereta itu, hanya berhenti membuka tutup pintu kembali kemudian melanjutkan perjalanan, begitu seterusnya melewati stasiun Cakung dan Klender Baru, sesampainya di stasiun Buaran terlihat di kereta 10 ada lima penumpang yang turun namun ada juga yang naik sebanyak sepuluh orang, ini tidak sebanding, kereta semakin penuh dan penumpang semakin berhimpitan.

Masuk di stasiun Klender yang turun di gerbong ini ada sepuluh dan naik sekitar sepuluh orang yang turun dan delapan orang yang naik, gerbong tetap saja sama seperti sebelumnya, berhimpitan.

Sesampainya di Stasiun Jatinegara tampak penumpang turun untuk selanjutnya transit di stasiun Manggarai. Terlihat penumpang keluar kereta, namun kembali dipadati oleh penumpang dari Jatinegara ke Jakarta kota, penumpangpun berhimpitan sehingga kereta padat kembali.

Pagi merupakan jadwal kepadatan penumpang dan awalan para penumpang sibuk, menghindari keterlambatan jam kerja. KRL dari Stasiun Bekasi menuju Stasiun Jakarta Kota padat, penumpang penuh berdesakan. Pagi hari kreta mulai pukul 04.35 dan berakhir sampai pukul 22.35 wib.

Salah satu penumpang mengatakan "kereta ini alat transportasi yang termurah Rp.3000 sudah sampai tujuan dan efisien juga, tapi ya kalau pagi selalu berdesakan begini."

No comments:

Post a Comment