Oman, Tambun Selatan, Jati Mulya. Hari-hari harus membawa penumpang dengan angkot rombeng milik pengusaha angkot dari Pasar Baru Bekasi Timur ke Jati Mulya sebaliknya.
Supir yang hari-harinya berpenghasilan Rp.80 ribu sampai Rp.100 ribu perharinya, meminta kepada pemerintah dan Koperasi angkot berembuk mengambil kebijakan yang baik mengenai armada angkot yang semakin tua dan tidak layak dibuatkan KIR.
Dia mengatakan "harusnya diperemajain angkot ini, jangan sampai rombenglah, jadi harusnya dicari solusinya kayak daerah bogor, misalnya angkot tahun tua tapi diperbaiki lagi, tapi masih bisa KIR gitu, jadi jangan dirazia ditangkepin tapi bisa keluar lagi gitu."
Armada Koasi tahun pembuatan 2003 untuk di kabupaten Bekasi boleh mendapatkan KIR sedangkan untuk masuk daerah Kota tahun segitu sudah tidak diizinkan dan tidak mendapatkan KIR. Namun untuk Bekasi Kota banyak sekali Koasi dengan tahun pembuatan di bawah itu. Untuk di Bekasi Timur, dengan trayek Pasar Baru Bekasi Timur sampai Jatimulya saja ada 30 unit.
Supir yang harus menyetor Rp. 100 ribu kepada pemilik angkot ini menambahkan "
angkot ini ada kir, ya harusnya dibagusinlah lagi, CCnya digedein lagi supaya lebih cepat jalannya"
Dia berharap juga agar koasi bergabung menjadi OK Trip seperti Jakarta.
"kalau bisa pemerintah berembuklah bersama pengusaha angkot ini kalau bisa pemerintah ngajukan ke dealer bikin angkot model terbaru kemudian pengusaha beli lagi."Tambahnya.
Ia berharap pihak-pihak terkait agar dapat memikirkan masa depan supir angkot dan unitnya yang sudah mulai rombeng yang berjalan lambat dan mulai tersaingi grab car, gojek car.
"Selama ini kita sesama koasi kadang kejar-kejaran narik penumpang, kebut-kebutan kan nanti jadinya celaka."
No comments:
Post a Comment