Niat dadakan bukan berarti semua serba berantakan dan terburu-buru, hari kamis sewaktu saya jaga kebon rambutan, sepupu saya datang, dan kami ngobrol sambil makan rambutan, saya dan sepupu saya kebetulan memiliki hubungan yang dekat dan memiliki hobi yang sama sebagai anak laki-laki sejati, hobinya adalah maen kereta tua ( montor kalo di sebagian daerah ). Mulkan nama sepupu saya, dia juga meiliki teman dan temannya juga temenan dengan saya dan juga meiliki kesukaan yang sama, kereta tua juga. temannya kami namanya Agus, dia kepingin sekali jalan-jalan dengan kereta tua modifikasi caferacer miliknya dengan tujuan Banda Aceh, dia sering lihat tempat wisata keren di sana dan pingin mengunjunginya, tapi kami temanya yang selalu di ajaknya ini pasti banyak alasan, mulai dari kuliah, gak da uang, kereta gak siap, ya maklomlah kereta botot. Mengenai hal ngobrol-ngobrol di kebon, saya celoteh. "ke Kuala Paret kita yok!kita nginap di sana pakek tenda.", ajakku kepada Mulkan, "oke sabtu ni ya, kita bawa pesan damai ke sana ya!" .
Malam harinya aku mulai mengumpulkan pasukan dari banyak orang hingga yang fix pergi ternyata enam orang dengan empat unit kereta modifikasi aneh.
Persiapan, perlengkapan dan pengetahuan jalan kami kumpulkan mulai dari bertanyak tanyak, baca- baca hinga semualah kami lakukan agar kami bisa camping dengan benar dan nyaman di jalan.
Hari sabtu, semua pasukan berkumpul dirumahku untuk bergerak bersama ke desa Kaloy, kec. Tamiang Hulu dengan tujuan utama yaitu tempat wisata Kuala Paret yang difoto orang-orang kelihatan indah. pukul 11 lewat kami brangkat, engkol kreta buang gas, masok gigik, langsung tancap ke perhentian selanjutnya ke SPBU Seumadam untuk mengisi stok bahan bakar. lanjut lagi belanja keperluan seperti air minum, autan, mie instan, alat pancing, rokok, bahkan obat-obatan yang jika diperlukan.
Rute melewati perkampungan, pasar, hingga kebun dan hutan. Rute akhir yaitu kebun sawit, yang terdapat banyak sekali persimpangan, kami menemui pos satpam untuk lapor keberadaan kami, jikalau ada yang kenapa kenapa nanti tau apa ya kan,. perjalanan lanjut trus kemudian menjumpai kantor kebun tersebut dan kami menjumpai penjaganya dan menyakan hal-hal yang apa yang antinya akan kami hindarkan dan wejangan apa yang harus kami lakukan agar kami selamat dan diberi kenyamanan camping.
Kami beruntung, ternyata kami menjadi orang dari luar kebun pertama kali yang menginap di Kuala Paret tersebut, biasanya kata orangh situ, yang menginap hanya warga setempat yang memancing ikan saja, itupun hanya bermalam untuk mancing.
Setelah mengobrol lama di pos penjagaaan kantor dengan penjaga kami di bawa oleh pekerja yang aktif mengurus keperluan masyarakat pekerja disitu, abang Beni namanya, lelaki tambun mengendarai kereta trak kebun miliknya, dia menyapa kami. " mau ke Paret ya?, yuk ikut saya, sekalian mau data KTP", kebetulan abang Beni juga ingin pergi bertujuan untuk mengumpulkan KTP masyarakat yang mau masuk listrik daerah tersebut sambil berjalan ke arah tempat wisata Kuala Paret, jadi kami mengikut ngekor dibelakang kereta dia sampai betul betul nyampek ke wisata Kuala Paret tersebut pukul empat sore lewat gitu.
Percakapan singkat mengenai tempat wisata ini pun terjadi, kami diingatkan jika hujan segera cari tempat aman ya, karena air bah bisa datang kapan saja tanpa ada tanda-tanda.
setelah ngobrol kami turun ke bawah tebing menuju parit indah yang kami lihat di Instagram - instagram itu, jarak menuruni tebing curam sekitar 50 meter gitu, jalanya licin dan curam, kalo teman teman turun hati hati aja ya...
pemandangan indah menyambut kami, padahal baru setengah perjalanan menuruni tebing itu, gemuruh air yang mengalir kencang seakan membuat ramai suasana sepi kebun sore itu, yaa.. cuma kami yang ada disitu enam orang anak manusia yang tidak pernah kesitu sebelumnya, sungguh ciptaan tuhan yang luar biasa, batu besar yang di aliri air seakan menghipnotis kami, tempat ini keren ya Tuhann....
kami menyusuri semua seluk beluk batu Kuala Paret itu tanpa sedikit pun terlewatkan, kami mencari ranting kayu untuk memancing, rencananya mau bakar ikan pas malamnya tau paginya gitu, sampe pagi rupanya ikannya gak ada yang dapat. hahahahaa....
menjelang pukul 17.00 kami naik ke parkiran sekitar pondok gunuk gitu, kami mulai mempersiapkan tempat istirahay dan pengapian serta mempersipakan untuk keperluan makan kami. di pondok dengan menggunakan alat seadanya kami mulai memasak nasi, memasak mie instan, memanaslkan air untuk ngopi, serta memanggang ayam untuk aktivitas malam yangpanjang dihutan.
Hidup tanpa sinyal handpone, itulah yang kami rasakan selama sehari di Kuala Paret. kita ada di seberang hutan belantara dan ujung desa di Aceh Tamiang, jangan harap ada sinyal lah.. hahaa.. handpone dijamin awet batrenya walaupun lagu lagu dihidupkan dan kamera dipakek untuk foto foto.
Malam hari bulan bersinar terang, kebetulan kemarin sebelum kami hari itu telah terjadi blue moon yaitu bulan bersinar terang terangnya. perapian memercikkan suara kayu lembab yang mencoba terbakar di depan tempat kami tidur, aktivitas malam hanya diisi dengan bercerita, memarakkan api, foto-foto bulan, serta mendengarkan lagu..
Keren |
Harimau, suara harimau diantara gemuruh air tidak membuat kami takut, entah kenapa ya, rasanya alam sangat bersahabat dengan kami, suara burung malam, serta sesekali terdengar letusan merecon spritus pengusir babi yang hampir mirip letusan pistol dikejauhan. Merecon itu digunakan untuk menakut nakuti babi yang dianggap mengganggu pohon sawit kebun.
Tidur malam, entah tidur entah tidak kami di situ, udara dingin sangat sejuk itu yang kamib rasakan dari malam hingga pagi menjelang, nyabuk sewaktu malam tidak ada, eh malah pas paginya banyak nyamuk, terpaksa saling menepook tepok nyamuk lah kami ni. hahaa
Pagi hari kabut mulai kelihatan, sinaran matahari mengoyak malam, embun didaunan seakan menimbulkan efek kilatan berkilau, hooo.. indahnya men..
semua penghuni pondok harus menuruni tebing kembali untuk mencuci muka dan bersih-bersih keperluan masak makan, mengambil air serta menjenguk pancing yang kami taruh, rupanya gak dapat ikan. hahaaa.. naik lagi deh ketebing, naeik tebing itu sangat menguras tenaga loh, dua kali naek turun tebing langsung jadi otot paha sama betis awak bah... hahaa
di atas kami mulai msaka nasi, ngopi dan masak mie untuk sarapan sekaligus dimasak untuk makan siang. sarapan di temani secangkir kopi susu dengan memandang hamparan hijau yang luas sangat kenyang rasanya mata dan perut ini. hahaaa
pukul 9.00 pagi banyak pengunjung yang datang kebetulan hari itu minggu, pengunjung yang datang beragam, mulai dari warga setempat yang ingin mancing serta wisatawan dari luar, belum ada wisatawan mancanegaranya mungkin nie, kita doakan saja semoga Aceh Tamiang semakin dikenal dan banyak wisatawannya.
Ini air dan patirnya Kuala Paret. |
Sebelum pulang kami mengutip sampah yang berserakan dan membakarnya dipengapian malam yang tersisa sedikit, biar Kuala Paret tetap ramai pengunjung dan menjadi tempat wisata favorit tempatnya harus selalu bersih dan terjaga dong ya...
Pas jalan pulang kami tersesat musing-musing kebon situ situ aja selama satu jam juga, kebetulan minggu dikebuntulan tidak ada orang yang kerja, dan kami jalan deh sendiri, hingga menjumpai barak perkerja baru nanyak jalan pulang dengan orang oarang disitu, pokoknya pulang kami banyak tanyak lah, kepo kata orang orang.. hahahaa
ini akibatnya karena kami pergi dibawa bang Beni, makanya pulangnya pun gak bisa pulang mandiri, akibatnya nyasar deh. hahaaa...
Alhamdulillah sebelum gelap kami sudah tiba di kota KualaSimpang dengan selamat.
begitulah cerita kita anak geng motor yang camping di samping rimba #KualaParet.
Anak geng motor men.. :v |
Tebing Kuala Paret, Abrar, Mulkan, Awak |
Selfie pas baru bangun tidur background pemandangan |
No comments:
Post a Comment