Sunday, 25 May 2014

KESALAHAN

Kemauanku adalah rasa keegoanku yang ku sesalkan saat ini hngga tak pernah kurasakan bahagia bersamanya. Awalnya ada jalan hingga akhirnya jalan itu putus, entah putus karna rusak tak ada badai tah ada longsor, pokoknya gak ada jalan lagi lah untuk kesana, ke dirinya. Kemauannku membuat kemauan menjadi tidak ku buat dan ku tidak ingin, ah entaahlahhh.. pokoknya gitu. aku gak punya kemauan yang mendalam, aku egois, aku berpikiran bahwa kita harus saling mengerti satu sama lain, tapi kamu gak pernah ngertiin aku, jadi ku pikir kamu gak mau, padahal jalan itu telah ada, jalan masuk ke hatimu. itulah kesalahanku, dan kesalahan itu terus kurasakan hingga akhirnya ingin ku akhiri hidupku yang bodoh ini dengan pergaulan yang buruk, tapi tuhan menyelamatkanku dengan cara membuatku terlilit banyak hutang yang harus ku bayar, dan aku harus bayar hutang itu. Tuhan menyelamatkanku dengan terlilit hutang, yaa, enehh sih, tapi itu yang aku rasakan, aku terselamatkan dan mampu berfikir jernih kembali, dan ku selesaikan masalahku semua semua selesai dan aku tetap merasakan kesalahan hingga jalan itu kenapa bisa putusss...??? 
Kenapa jalan itu kini telah tiada, mungkin ada jalan lain, berenang mendaki, atau maksudnya berusaha gitukan. tapi rasanya sudah terblokir jauh, tapi gak tau jugalah. Aku makluk bodoh yang terbodohkan dengan kebodohan dunia yang dipenuhi orang-orang bodoh. Kita gak ngerti siapa yang bodoh, kita, dia, mereka atau saya, Semuanya berbeda dan terlihat bodooh. Kesalahanku terlalu mendalami kebodohanku yang bodoh ini.
Menangis karna kesalahan adalah hal yang pintar! ada juga yng beranggapan itu bodoh! itulah saya tidak mengerti dengan dunia bodoh ini. bagaimanapun juga rasa bersalah ku tetap ada, dan aku memang terlalu pintar sehingga kesalahn itu terus terpikirkan sampai sekarang ini. terus mengingat mungkin aku pintar. tapi tindakan tidak ada sama ja dengan nol. yaaaa.. nol lah mau kekmana lagi jalan itu sudah terblokir dan terbendung dengan berbagai macam pembatas yang kokoh.
Berusaha keras tetap ku coba, aku hanya mampu sampai kepada pembatas itu, pembatas itu bukan orang lain, tetapi kesalahku yang sudah membatasi dan membuat jalan putus. Aku terlilit, tersudut, terlaknat, terbangkaikan dengan kesalahan.
Ku masih memikirkan cara untuk kesana, aku masih berdoa penuh untuknya, untuk kesembuhanya dan jodohnya, menatapnya dengan penuh harap dan terlilit asaku, rasaku masih besar terhadapnya, masih kuyakinkan diri bahwa aku mampu menaklukan jalan yang terblokir itu. Masih ku yakinkan aku akan bahagia bersamanya.
Kesalahan itu tak berakhir hingga jalan itu tersambung kembali.

Friday, 16 May 2014

Bunga

Pada suatu hari di musim yang sangat bagus untuk menanam berbagai macam tumbuhan, musim dimana bunga-bunga tumbuh bermekaran dimana-mana, bunga yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, putih dan bahkan hitam. Banyak bunga tumbuh liar di setiap tempat, di kampung, di kota dan semua tempat tampak berseri ditumbuhi berbagai macam warna bunga yang memiliki keunggulan berbeda beda setiap warnanya. Bunga ini memiliki keungulan yang berbeda pada setiap warnanya, karena setiap warna memiliki ras dan ketahanan hidup yang berbeda, selain itu juga tumbuh rumput liar yang hijau segar.
Warga terhibur dan tenang dengan datangnya musim yang penuh dengan bunga ini, warga kota bahkan warga desa sama-sama merasakan hiburan dan kenyamanan dengan adanya bunga warna-warni yang tumbuh di sekitaran tempat tinggal mereka. Tapi pemandangan indah itu mulai terganggu oleh rumput liat, rumput liar mulai menutupi bunga bunga indah tersebut.
Sementara itu, Lembu yang lapar mulai mencari makan dengan memanen rumput-rumput liat yang tumbuh di sekeliling bunga-bunga indah. Lembu tidak memakan bunga indah warna-warni itu, mereka hanya mengkonsumsi rumput yang ikut tumbuh bersamaan dengan bunga-bunga. Warga senang dengan hadirnya lembu bisa mengatasi dan menghabiskan rumput-rumput liar itu.
Lembu sangat menyambut musim bagus ini dengan gembira. “teman-teman puaskan perut kalian pada musim ini, simpan juga stok rumput subur segar ini untuk dimusim kemarau mendatang!” teriak lembu yang ukurannya lebih besar dan togap.
“Ya, jarang kita bisa mengkonsumsi rumput segar yang sangat banyak seperti sekarang ini, biasanya kita susah untuk mencari rumput, kita harus puaskan perut ini dengan rumput yang tumbuh di sekitar bunga warna-warni ini!” ujar lembu yang lain yang lapar dan semangat untuk menyunyah semua rumput hijau segar itu.
Lembu-lembu itu merobek dan menyunyah rumput dengan penuh nada pada mulutnya. Mereka juga meninggalkan kotoran di sekiran bunga-bunga indah itu. Lembu tidak pernah kenyang pada waktu siang, mereka hanya beristirahat makan pada saat tidur di malam hari.
Masyarakat mulai resah dan terganggu dengan  adanya kotoran yang bau yang tak enak dan tidak sedap juga dipandang mata. Lembu-lembu liar tanpa pemilik itu mulai ramai datang ke daerah yang di tumbuhi tumbuhan segar-segar itu. Bahkan kota dan desa sangat didesaki lembu yang memanen rumput yang tumbuh itu.
Kotoran lembu mulai menyebar kemana-mana, lembu meninggalkan kotorannya setiap mendatangi tempat yang banyak ditumbuhi bunga dan rumput segar. Semua tempat-tempat subur yang indah yang ditumbuhi bunga warna-warni pun tampat terlihat tidak indah lagi, yang ada hanya banyak tumpukan kotoran lembu yang bau.
Masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya berdoa kepada Tuhan. “Tuhan, kami tidak sanggup mencium bau kotoran lembu yang berserakan dimana-mana dan sangat menggangu perjalanan kami melangkah penuh kotoran lembu, yaa Tuhan, jangan suburkan lagi tanah dikota kami ini! Amiin” keluh seorang warga kepada Tuhan.
“Aminn” semua masyarakat ikut mengaminkan do’a satu warga tersebut.
Tuhan pun mengabulkan doa warga itu, dan rumput dan bunga mulai layu perlahan, lembu mulai susah mencari makan, dan lembu pun pergi dari daerah itu. Warga masyarakat mulai hidup biasa biasa saja, tak ada pemandangan yang indah, tak ada hiasan yang bisa membuat nyaman.

The end.:P