Kemauanku adalah rasa keegoanku yang ku sesalkan saat ini hngga tak pernah kurasakan bahagia bersamanya. Awalnya ada jalan hingga akhirnya jalan itu putus, entah putus karna rusak tak ada badai tah ada longsor, pokoknya gak ada jalan lagi lah untuk kesana, ke dirinya. Kemauannku membuat kemauan menjadi tidak ku buat dan ku tidak ingin, ah entaahlahhh.. pokoknya gitu. aku gak punya kemauan yang mendalam, aku egois, aku berpikiran bahwa kita harus saling mengerti satu sama lain, tapi kamu gak pernah ngertiin aku, jadi ku pikir kamu gak mau, padahal jalan itu telah ada, jalan masuk ke hatimu. itulah kesalahanku, dan kesalahan itu terus kurasakan hingga akhirnya ingin ku akhiri hidupku yang bodoh ini dengan pergaulan yang buruk, tapi tuhan menyelamatkanku dengan cara membuatku terlilit banyak hutang yang harus ku bayar, dan aku harus bayar hutang itu. Tuhan menyelamatkanku dengan terlilit hutang, yaa, enehh sih, tapi itu yang aku rasakan, aku terselamatkan dan mampu berfikir jernih kembali, dan ku selesaikan masalahku semua semua selesai dan aku tetap merasakan kesalahan hingga jalan itu kenapa bisa putusss...???
Kenapa jalan itu kini telah tiada, mungkin ada jalan lain, berenang mendaki, atau maksudnya berusaha gitukan. tapi rasanya sudah terblokir jauh, tapi gak tau jugalah. Aku makluk bodoh yang terbodohkan dengan kebodohan dunia yang dipenuhi orang-orang bodoh. Kita gak ngerti siapa yang bodoh, kita, dia, mereka atau saya, Semuanya berbeda dan terlihat bodooh. Kesalahanku terlalu mendalami kebodohanku yang bodoh ini.
Menangis karna kesalahan adalah hal yang pintar! ada juga yng beranggapan itu bodoh! itulah saya tidak mengerti dengan dunia bodoh ini. bagaimanapun juga rasa bersalah ku tetap ada, dan aku memang terlalu pintar sehingga kesalahn itu terus terpikirkan sampai sekarang ini. terus mengingat mungkin aku pintar. tapi tindakan tidak ada sama ja dengan nol. yaaaa.. nol lah mau kekmana lagi jalan itu sudah terblokir dan terbendung dengan berbagai macam pembatas yang kokoh.
Berusaha keras tetap ku coba, aku hanya mampu sampai kepada pembatas itu, pembatas itu bukan orang lain, tetapi kesalahku yang sudah membatasi dan membuat jalan putus. Aku terlilit, tersudut, terlaknat, terbangkaikan dengan kesalahan.
Ku masih memikirkan cara untuk kesana, aku masih berdoa penuh untuknya, untuk kesembuhanya dan jodohnya, menatapnya dengan penuh harap dan terlilit asaku, rasaku masih besar terhadapnya, masih kuyakinkan diri bahwa aku mampu menaklukan jalan yang terblokir itu. Masih ku yakinkan aku akan bahagia bersamanya.
Kesalahan itu tak berakhir hingga jalan itu tersambung kembali.
Menangis karna kesalahan adalah hal yang pintar! ada juga yng beranggapan itu bodoh! itulah saya tidak mengerti dengan dunia bodoh ini. bagaimanapun juga rasa bersalah ku tetap ada, dan aku memang terlalu pintar sehingga kesalahn itu terus terpikirkan sampai sekarang ini. terus mengingat mungkin aku pintar. tapi tindakan tidak ada sama ja dengan nol. yaaaa.. nol lah mau kekmana lagi jalan itu sudah terblokir dan terbendung dengan berbagai macam pembatas yang kokoh.
Berusaha keras tetap ku coba, aku hanya mampu sampai kepada pembatas itu, pembatas itu bukan orang lain, tetapi kesalahku yang sudah membatasi dan membuat jalan putus. Aku terlilit, tersudut, terlaknat, terbangkaikan dengan kesalahan.
Ku masih memikirkan cara untuk kesana, aku masih berdoa penuh untuknya, untuk kesembuhanya dan jodohnya, menatapnya dengan penuh harap dan terlilit asaku, rasaku masih besar terhadapnya, masih kuyakinkan diri bahwa aku mampu menaklukan jalan yang terblokir itu. Masih ku yakinkan aku akan bahagia bersamanya.
Kesalahan itu tak berakhir hingga jalan itu tersambung kembali.